Gunung Tabur Hadirkan Pedestrian Ikonik Bernuansa Kesultanan di Depan Museum Batiwakkal
BERAU — Wajah baru kawasan depan Museum Batiwakkal di Kelurahan Gunung Tabur kini menarik perhatian. Sebuah pedestrian megah dengan sentuhan arsitektur budaya Melayu dan kejayaan Kesultanan Gunung Tabur resmi hadir sebagai ikon baru ruang publik di wilayah pesisir bersejarah ini.
Dibangun menghadap langsung ke Sungai Berau, jalur pedestrian ini memadukan unsur heritage dan keindahan tata kota modern. Deretan meriam kuno, gerbang kuning berornamen, hingga lampu-lampu klasik berdesain melayu menghiasi jalur yang diberi nama Jl. Kuran – Gunung Tabur.
Tak hanya mempercantik kawasan, pembangunan ini juga membuka peluang baru bagi sektor wisata sejarah dan pelaku ekonomi kreatif lokal.
“Kami ingin menghadirkan ruang publik yang tidak sekadar estetik, tapi juga penuh nilai. Ini adalah wujud penghormatan terhadap warisan sejarah Kesultanan Gunung Tabur,” kata Lurah Gunung Tabur, Achmad Rizhali, SE., ME.
Ia menambahkan, penataan ini merupakan bagian dari visi menjadikan Gunung Tabur sebagai kawasan budaya berbasis wisata sejarah. Pihak kelurahan juga berkomitmen menjaga area ini sebagai zona hijau ramah pejalan kaki dan inklusif untuk seluruh kalangan.
“Kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kawasan ini, dan semoga bisa menjadi tempat berkumpul, berdiskusi, bahkan tempat inspirasi bagi generasi muda,” ujarnya.
Malam hari, kawasan ini semakin hidup dengan pencahayaan kuning temaram yang membingkai jejak kejayaan masa lalu. Suara riak air dan angin sungai berpadu dengan suasana taman dan jalur sepeda di sekitarnya—menjadikannya lokasi ideal untuk bersantai maupun berwisata edukatif.
Museum Batiwakkal sendiri merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Gunung Tabur, yang menyimpan koleksi peninggalan sejarah Kesultanan Berau. Dengan revitalisasi kawasan di sekitarnya, tempat ini diharapkan makin diminati wisatawan lokal maupun luar daerah. (yf/)
