(23/11/2023) Beraunews.id, Tanjung Redeb — Wakil Ketua I DPRD Berau, Sarifatul Syadiah, menyatakan keprihatinannya atas tingginya kasus stunting di Berau, meskipun APBD daerah tersebut cukup besar. Meskipun demikian, ia memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau dan pihak ketiga yang telah berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting di wilayah tersebut.

Meski telah ada instruksi dari bupati terkait komitmen perusahaan dalam pencegahan stunting, Sarifatul Syadiah berpendapat bahwa langkah-langkah tersebut dapat ditingkatkan. Ia menyoroti data tingginya kasus stunting di empat kecamatan terdekat dari pusat kota Berau, yaitu Kecamatan Tanjung Redeb (136 anak), Kecamatan Gunung Tabur (205 anak), Kecamatan Teluk Bayur (102 anak), dan Kecamatan Sambaliung (227 anak).

“Sebenarnya mencegah stunting itu tugas kita bersama, namun setelah ada instruksi dari bupati tadi, mudah-mudahan seluruh pihak yang terkait bisa bekerja dengan maksimal,” ungkapnya.

Sarifatul Syadiah berharap agar langkah-langkah pencegahan stunting dapat ditingkatkan sesuai instruksi bupati. Ia menekankan pentingnya pemerintah mengikuti aturan yang berlaku dalam melibatkan perusahaan dan berharap kepala daerah memastikan adanya tahapan verifikasi untuk pemaksimalan upaya pencegahan stunting di Bumi Batiwakkal.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan Berau, Halijah, mengakui tingginya kasus stunting di dua kecamatan di kota, namun menjelaskan bahwa hal ini sejalan dengan jumlah penduduk yang cukup besar. Ia menyatakan bahwa upaya pencegahan stunting telah dilakukan dengan pelatihan kepada kader posyandu, dan berbagai anggaran telah dialokasikan untuk program pencegahan stunting.

Halijah menekankan bahwa penanganan stunting memerlukan kerjasama dari berbagai sektor dan bahwa pencegahan telah diarahkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ia menyampaikan bahwa data terkini masih dalam proses perhitungan, dan hasil akhirnya akan dapat diketahui pada akhir tahun.

“Dalam penanganan stunting, kita harus bersama-sama. Banyak sektor yang terlibat. Bukan hanya di Dinkes saja, tapi kami juga telah melatih kader posyandu. Ada Perpres 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting sebagai acuan kita,” ungkapnya.