Pulau Maratua Makin Terjangkau, Penerbangan Perintis 2025 Kembali Mengudara
Tanjung Redeb – Badan Layanan Umum (BLU) Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas I Kalimarau resmi mengumumkan jadwal penerbangan perdana subsidi angkutan udara perintis penumpang untuk tahun 2025. Penerbangan ini akan dilayani oleh PT Smart Cakrawala Aviation, sebagai bagian dari komitmen pemerintah meningkatkan konektivitas wilayah terpencil, khususnya di Kalimantan Timur.
Rute dan Jadwal
Rute penerbangan perdana ini menghubungkan Kalimarau, Berau, dengan Pulau Maratua yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan. Jadwal operasional ditetapkan setiap hari Kamis, dengan keberangkatan dari Kalimarau pukul 09.35 WITA dan kedatangan di Maratua pukul 09.10 WITA.
Dorong Mobilitas dan Pariwisata
Ferdinand Nurdin, Kepala Bandara Kalimarau, menjelaskan bahwa penerbangan perintis ini dirancang untuk mendukung mobilitas masyarakat di daerah dengan akses transportasi terbatas. “Layanan ini tidak hanya memudahkan masyarakat untuk kebutuhan sosial dan ekonomi, tetapi juga mendorong pengembangan sektor pariwisata, khususnya di Maratua yang terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya,” ujarnya.
Pulau Maratua, sebagai salah satu ikon pariwisata Berau, memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Kehadiran penerbangan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal, sekaligus memperkuat daya tarik destinasi wisata.
Informasi dan Pemesanan
Masyarakat yang ingin memanfaatkan penerbangan subsidi ini dapat memantau informasi lebih lanjut melalui hotline Bandara Kalimarau atau akun media sosial resmi. Pengelola bandara mengimbau masyarakat untuk segera merencanakan perjalanan, mengingat jadwal yang terbatas.
Program ini menjadi langkah nyata pemerintah dalam membangun konektivitas wilayah terpencil dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Dengan adanya penerbangan perintis ini, diharapkan tidak ada lagi keterbatasan yang menghambat potensi besar wilayah Kalimantan Timur.
“Konektivitas adalah kunci. Melalui program ini, kami ingin mendekatkan yang jauh, sekaligus membuka peluang-peluang baru di sektor pariwisata dan ekonomi lokal,” tutup Ferdinand. (yf)