(1/10/2023)  Beraunews.id, Tanjung Redeb — Kasus stunting di Kabupaten Berau masih menghadapi tantangan yang signifikan dan menjadi perhatian utama Pemerintah Kabupaten Berau. Meskipun terjadi penurunan sebesar 4,1 persen pada tahun 2022, angka tersebut masih dianggap tinggi.

Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Syadiah, menyatakan bahwa penanganan kasus stunting merupakan tanggung jawab bersama. Tidak hanya tugas Eksekutif, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis pemerintah, tetapi juga melibatkan anggota DPRD Berau dan sektor swasta.

“Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi membutuhkan keterlibatan dan kerjasama dari semua pihak agar penanganannya optimal,” ujarnya.

Menurut Syarifatul Syadiah, kasus stunting telah menjadi isu nasional yang memerlukan penyelesaian bersama. Hal ini terkait dengan masa depan pembangunan negeri, terutama di Bumi Batiwakkal.

Berbagai dampak negatif dapat muncul akibat stunting, termasuk kurangnya kecerdasan anak dan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan mereka.

“Oleh karena itu, penanganan stunting di Kabupaten Berau harus dihadapi dengan serius dan menjadi tugas bersama kita semua,” katanya.

Syarifatul Syadiah berharap bahwa upaya dan strategi yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Berau untuk menurunkan dan mencegah stunting dapat berjalan sesuai rencana.

Selain itu, ia menekankan pentingnya memanfaatkan kontribusi ratusan perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Berau untuk mendukung program prioritas daerah dalam pencegahan stunting.

“Saya yakin dengan kerjasama dari semua pihak, penanganan stunting ini dapat berjalan dengan lancar dan kasus stunting di Kabupaten Berau dapat diminimalkan,” pungkasnya. (yf/Adv)