Tanjung Redeb — PLN UP3 Berau kembali berulah. Beberapa hari terakhir warga Berau kembali mendapati ‘surat cinta’ dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu. Surat cinta alias jadwal pemadaman bergilir disebar melalui grup-grup WhatsApp seperti biasa dilakukan PLN sebelum-sebelumnya.

Beriringan dengan jadwal pemadaman tersebut, PLN mengemukakan alasan pihaknya yang disebut terpaksa melakukan pemadaman bergilir untuk kesekian kalinya. Alasan tidak lain tidak bukan ialah karena adanya pemeliharaan mesin pembangkit yang dilakukan pihaknya.

Alasan yang dilontarkan PLN, melalui Kepala PLN UP3 Berau, Rizki Rhamdan Yusup, seolah menjadi ‘lagu lama’ yang sudah bosan didengar oleh electrizen, sebutan untuk pelanggannya.

Bahkan hingga hari ini, Rabu (16/10/2024) pemadaman bergilir masih dilakukan PLN hampir di seluruh wilayah Kabupaten Berau. Namun, yang menjadi kekesalan electrizen semakin menjadi-jadi adalah ketika jadwal yang dikeluarkan PLN tidak sesuai dengan realita pemadaman.

Beberapa kali, PLN memadamkan listrik di daerah yang tidak termasuk dalam jadwal pemadaman, sehingga membuat electrizen kesal karena sejumlah pekerjaan terhambat.

PLN juga kerap kali membuat listrik seperti lampu diskotik alias mati nyala berulang kali dalam kurun waktu berdekatan, yang berpotensi menyebabkan kerusakan alat elektronik pelanggan. PLN dianggap tidak memiliki solusi jangka pendek atau jangka menengah yang dapat dilakukan demi menjaga kenyamanan pelanggan.

Atas dasar itu, Anggota DPRD Berau, Oktavia turut angkat bicara. Politisi Partai Nasdem termuda itu mendesak agar PLN UP3 Berau segera menuntaskan persoalan listrik yang terjadi di Berau. Menurutnya, seluruh konsumen berhak mendapat pelayanan terbaik dari PLN. Sehingga, pemadaman bergilir yang terus-terusan dilakukan PLN menurutnya sangat wajar mendapat respons negatif dari warga Berau.

“Wajar aja kalau masyarakat kesal, karena pemadaman listrik begini bukan masalah baru. Ini masalah lama yang tidak pernah ada solusi pasti dari PLN. Harusnya kalau masalah lawas, sudah ketemu solusi minimal jangka pendek dan menengahnya seperti apa,” ucap Okta.

Ia juga meminta agar PLN dapat melakukan pemadaman sesuai dengan jadwal yang disebarkan ke masyarakat, agar masyarakat tidak merasa dipermainkan oleh PLN.

“Dan juga kalau merilis jadwal pemadaman, harusnya dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah dilemparkan ke masyarakat. Kalau tidak sesuai jadwal itu yang bikin masyarakat semakin kesal. Sudah kesal listrik padam, ditambah kesal waktu pemadaman yang tidak konsisten berdasarkan jadwal,” pintanya.

Sebagai perwakilan masyarakat yang menjadi pelanggan PLN, Okta meminta agar PLN segera mengakhiri pemadaman bergilir demi kenyamanan pelanggan. Ia juga meminta agar PLN mempertimbangkan kerugian yang dapat terjadi terhadap usaha-usaha masyarakat yang mengandalkan kelistrikan.

“Tentunya yang punya usaha mengandalkan listrik akan terganggu dengan kondisi seperti saat ini. Saya berharap supaya PLN bisa segera menemukan solusi tepat mengatasi persoalan ini,” pungkasnya. (Adv/Marta)