Tak Dapat Subsidi Pupuk, Petani Sawit Berau Bertahan Di Tengah Tantangan
TANJUNG REDEB- Petani kelapa sawit di Kabupaten Berau tidak termasuk dalam daftar penerima pupuk bersubsidi. Hal itu berlaku sejak Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Tahun 2022 diterapkan, yaitu pemerintah hanya memberikan subsidi pupuk untuk sembilan komoditas.
Dari yang sebelumnya mencakup 70 komoditas, kini hanya tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai, serta beberapa komoditas hortikultura dan perkebunan seperti cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi yang mendapat jatah pupuk dengan harga subsidi. Kelapa sawit, yang menjadi andalan ribuan petani di Berau, tidak masuk dalam daftar tersebut.
“Untuk kelapa sawit, tidak ada pupuk subsidi. Semua harus dibeli secara mandiri,” kata Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, Lita Handini.
Bagi petani sawit, keputusan ini tentu bukan hal mudah. Pupuk merupakan elemen penting dalam menjaga produktivitas kebun, sementara harganya terus melambung tinggi. Tanpa subsidi, beban biaya produksi semakin besar, sementara harga jual tandan buah segar (TBS) sawit tidak selalu stabil.
Untuk membantu petani tetap mendapatkan pasokan pupuk, Dinas Perkebunan Berau menawarkan solusi dengan menjembatani kerja sama antara petani dan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Namun, ada syarat yang harus dipenuhi yaitu petani harus tergabung dalam koperasi.
“Kami bisa bantu menghubungkan petani dengan PKT, tetapi mereka harus masuk koperasi. PKT tidak melayani pembelian eceran, jadi pembelian minimal harus 30 ton dalam satu transaksi,” jelas Lita.
Kehadiran petugas PKT di Berau saat ini, bisa membantu petani lebih mudah mendapatkan informasi dan melakukan pemesanan pupuk. Namun, bagi mereka yang belum bergabung dalam koperasi, tantangan untuk mendapatkan pupuk tetap menjadi persoalan besar.
“Kami hanya bisa berharap ada solusi yang lebih baik untuk petani sawit. Kalau subsidi tidak bisa diberikan, mungkin ada kebijakan lain yang bisa meringankan beban kami,” tutur Mulyadi dengan nada penuh harap.
Di tengah berbagai tantangan ini, petani sawit di Berau tetap bertahan. Dengan atau tanpa subsidi, mereka terus merawat kebun, berharap masa depan yang lebih baik bagi hasil panen mereka. (*)