TANJUNG REDEB- Angka pengangguran terbuka di Kabupaten Berau pada Agustus 2024 tercatat 5,15 persen. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan tantangan yang harus dijawab pemerintah daerah, terutama dengan bertambahnya penduduk usia produktif serta derasnya arus pencari kerja dari luar daerah. Berau memang menjadi magnet karena memiliki upah minimum tertinggi di Kalimantan Timur.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Berau mencoba menjawab persoalan itu lewat agenda rutin job fair. Kegiatan ini digadang sebagai pintu untuk memperluas akses lapangan kerja sekaligus mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Sekretaris Kabupaten Berau, Muhammad Said, menilai job fair bukan sekadar seremonial, melainkan langkah konkret pemerintah dalam menekan angka pengangguran.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap proses peningkatan kesejahteraan dan kualitas SDM di Berau bisa dipercepat,” kata Said.

Ia menjelaskan, meski Berau kerap dibanjiri tenaga kerja dari luar, Pemkab tetap memberi prioritas kepada tenaga kerja lokal. Salah satu upayanya adalah menyediakan Balai Latihan Kerja (BLK) gratis agar keterampilan dan profesionalitas masyarakat semakin terasah.

“Kami selalu mengingatkan perusahaan di Berau agar mempekerjakan warga lokal dan ikut mendukung pelatihan di BLK,” tegasnya.

Selain itu, Said juga meminta agar Disnakertrans terus memperkuat fungsi pendampingan, monitoring, dan evaluasi terhadap tata kelola ketenagakerjaan di daerah. Menurutnya, tanpa pengawasan berkelanjutan, manfaat pembangunan akan timpang.

Bupati Berau, Sri Juniarsih, menyambut baik langkah ini. Ia menyebut kehadiran job fair maupun fasilitas BLK gratis menjadi bukti bahwa pemerintah serius menciptakan peluang kerja.

“Upaya ini menunjukkan komitmen kami agar masyarakat Berau tidak hanya mendapatkan pekerjaan, tapi juga memiliki kompetensi yang bisa bersaing. Saya optimistis angka pengangguran bisa terus ditekan jika program-program ini berjalan konsisten,” tandasnya. (adv/yf)