Thamrin: Wisuda TK dan SD Tak Perlu Jika Hanya Membebani Orang Tua
Tanjung Redeb – Anggota Komisi I DPRD Berau, Thamrin, angkat bicara soal polemik permintaan iuran dari orang tua siswa untuk penyelenggaraan acara perpisahan atau wisuda sekolah yang belakangan ramai menjadi perbincangan publik. Ia menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukanlah kewajiban, apalagi jika justru membebani keluarga secara finansial.
“Perpisahan atau wisuda itu hanya acara seremonial. Yang terpenting adalah siswa sudah mengikuti ujian dan menerima ijazah. Itu yang esensial,” kata Thamrin.
Thamrin mengakui bahwa kegiatan perpisahan sah-sah saja dilaksanakan, namun pelaksanaannya harus berdasarkan kesepakatan bersama antara pihak sekolah, komite, dan orang tua siswa. Menurutnya, kegiatan tersebut tidak boleh menjadi beban, apalagi sampai menimbulkan konflik atau rasa tidak nyaman di kalangan wali murid.
“Kalau memang orang tua dan pihak sekolah sepakat, silakan saja dilaksanakan. Tapi jangan dipaksakan kalau ada orang tua yang keberatan. Ini bukan kegiatan yang wajib, jadi tidak perlu ada unsur pemaksaan,” ujarnya.
Ia juga mengkritisi fenomena wisuda yang kini merambah hingga ke jenjang pendidikan usia dini, seperti taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah. Menurutnya, praktik semacam itu kurang relevan dengan tradisi akademik yang sebenarnya.
“Dulu, wisuda itu hanya dilakukan oleh lulusan perguruan tinggi, seperti sarjana dan pascasarjana. Sekarang TK pun wisuda, SD dan SMP juga. Kalau tujuannya hanya untuk euforia dan malah jadi beban ekonomi, lebih baik dikaji ulang,” tambahnya.
Thamrin meminta agar sekolah-sekolah di Berau lebih bijak dalam merancang kegiatan penutup tahun ajaran. Ia mengimbau agar kegiatan yang bersifat opsional tidak berubah menjadi kewajiban tersembunyi yang menekan orang tua.
“Kita harus mengutamakan kebersamaan dan kemampuan masing-masing. Jangan sampai niat baik malah menimbulkan masalah. Pendidikan itu seharusnya inklusif, bukan eksklusif karena soal biaya acara,” pungkasnya.
