Waspada Praktik Bom Ikan Muncul Lagi, Dinas Perikanan Perketat Pengawasan
TANJUNG REDEB – Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Berau meningkatkan intensitas pengawasan di seluruh kawasan perairan. Upaya ini dilakukan menindaklanjuti kembali munculnya praktik penangkapan ikan dengan bahan peledak yang sempat ramai diperbincangkan beberapa waktu lalu.
Meski patroli laut dijalankan secara rutin, praktik bom ikan masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah. Pelaku dinilai kian lihai dalam menghindari pantauan petugas di lapangan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Berau, Maulidiyah, mengatakan patroli di laut tetap dilakukan secara berkala, khususnya pada wilayah 0 hingga 12 mil laut yang menjadi kewenangan bersama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
“Untuk area nol sampai 12 mil, kami bekerja sama dengan provinsi. Patroli tetap berjalan, biasanya tiga sampai empat hari dalam sebulan,” ujarnya.
Namun, ia mengakui dua bulan terakhir belum ditemukan pelanggaran baru. Meski demikian, pihaknya tetap waspada karena pelaku bom ikan dinilai semakin mahir dan sulit terdeteksi.
“Pelaku bom ini biasanya sudah paham cara kerja kami. Mereka bisa memantau lebih dulu sebelum bertindak, jadi perlu strategi yang lebih jitu,” kata Maulidiyah.
Untuk menyiasatinya, pengawasan kini dilakukan dengan berbagai pendekatan. Salah satunya melibatkan nelayan lokal sebagai mitra lapangan. Selain ikut menjaga, para nelayan juga membantu memberikan laporan terkait aktivitas mencurigakan.
“Kadang kami juga menggunakan kapal nelayan untuk patroli agar tidak mudah dikenali. Dari mereka, informasi biasanya lebih cepat kami terima,” jelasnya.
Maulidiyah menegaskan, upaya menjaga kelestarian laut Berau akan terus dilakukan. Pemerintah berkomitmen menekan praktik perikanan destruktif yang mengancam keberlanjutan ekosistem laut.
“Pengawasan di laut tetap kami jalankan. Kami juga berharap masyarakat dan nelayan bisa segera melapor jika melihat aktivitas yang merusak,” pungkasnya. (Adv/akm).
