Bikin Warga Berau Pusing, Gas Melon Makin Susah Ditemukan
TANJUNG REDEB– Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (gas melon) kembali menjadi keluhan bagi masyarakat, terutama pedagang kecil. Salah satunya, Idawati, seorang pedagang kaki lima yang mengaku seringkali kesulitan mendapatkan pasokan gas melon untuk menjalankan usahanya.
“Sering sekali saya harus mencari gas ke beberapa pangkalan, tapi seringkali habis. Kalau pun ada di tingkat pengecer, harga sudah jauh dari harga normal, bisa sampai Rp50 ribu per tabung,” keluhnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa meski sering membeli langsung ke pangkalan terdekat, pasokan gas elpiji yang tersedia sangat terbatas dan seringkali tidak mencukupi kebutuhan.
Selain Idawati, keluhan serupa juga datang dari warga Jalan Karang Mulyo, Suryanto. Ia mengungkapkan bahwa kelangkaan gas melon dalam beberapa hari terakhir sangat terasa.
“Gas elpiji susah banget didapatkan sekarang. Saya sampai harus mencari ke tempat yang jauh, saya tinggal di Tanjung Redeb, bisa mencari sampai ke Sambaliung. Tapi tetap saja kehabisan,” ujarnya.
Suryanto menambahkan bahwa kebijakan pemerintah yang sempat memberlakukan pembelian gas bersubsidi dengan batasan kuota pada awal Januari 2024 lalu, tidak banyak membantu mengatasi masalah kelangkaan.
Menurutnya, kebijakan tersebut tidak banyak merubah situasi, bahkan oknum-oknum tertentu masih bebas memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi.
“Banyak orang yang jual gas melon dengan harga tinggi. Padahal, seharusnya gas ini untuk masyarakat miskin dan pedagang kecil. Aturan pembatasan kuota gas melon itu tidak banyak mengubah keadaan. Seharusnya ada pengawasan lebih ketat saat distribusi,” tuturnya.
Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram ini menjadi permasalahan yang tak kunjung usai, meski pemerintah telah berusaha menanggulangi dengan berbagai kebijakan. Pemerintah diharapkan dapat mencari solusi lebih efektif guna memastikan distribusi gas subsidi ini tepat sasaran dan mengatasi masalah kelangkaan yang dirasakan oleh masyarakat. (Marta)