Tanjung Redeb – Kelangkaan gas LPG 3 kg di sejumlah daerah, terutama di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, telah memicu kepanikan di kalangan masyarakat yang sangat bergantung pada komoditas ini untuk kebutuhan memasak sehari-hari. Fenomena ini telah menciptakan keresahan, mengingat LPG merupakan sumber energi yang esensial bagi banyak rumah tangga.

Aswan, Pengawas Lapangan Jobber Berau, menjelaskan bahwa LPG atau DAS memiliki dua armada kapal untuk mendistribusikan gas ke wilayah tersebut. Namun, baru-baru ini, salah satu armada mengalami kerusakan, yang berdampak pada ketersediaan pasokan. “Untuk saat ini, kami hanya memiliki satu kapal yang beroperasi, yaitu DAS Gemilang,” ungkapnya.

Menurut Aswan, kapal ini tidak hanya berfungsi untuk mendistribusikan LPG ke Berau, tetapi juga ke beberapa lokasi lain, termasuk Kabupaten Kutai Kartanegara. “Setelah melakukan pembongkaran di Berau, kapal ini juga harus membongkar di Kukar. Seharusnya dengan dua armada, suplai LPG ke Berau bisa lebih lancar. Namun, akibat kerusakan kapal, stok kami terganggu,” tegasnya.

Masalah lain yang memperburuk situasi adalah waktu operasional tim kepanduan yang terbatas. “Kepanduan beroperasi hanya dari pukul 07.00 hingga 17.00. Jadi, jika kapal tiba setelah jam tersebut, mereka harus menunggu hingga pagi berikutnya untuk mendapatkan layanan,” jelas Aswan. Penundaan ini berdampak pada pengiriman stok LPG ke darat, yang semakin memperlambat distribusi ke masyarakat.

Pihak Jobber Berau telah menghubungi Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) untuk mempercepat penyelesaian masalah ini. “Kami berusaha agar situasi ini cepat teratasi, karena LPG adalah kebutuhan vital masyarakat,” tambahnya.

Aswan optimis bahwa kelangkaan LPG di Berau akan segera teratasi. “Pertengahan bulan ini, Insya Allah, situasi akan membaik setelah semua faktor penghambat dapat diselesaikan,” pungkasnya. Masyarakat diharapkan dapat bersabar dan berharap agar ketersediaan LPG dapat segera normal kembali. (mar)