TANJUNG REDEB- Anggota DPRD Berau, Sri Kumalasari, memberikan perhatian serius terhadap meningkatnya kebutuhan beras di Kabupaten Berau seiring semakin intensifnya aktivitas dapur dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menurutnya, lonjakan konsumsi beras yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan adanya tekanan besar terhadap stok pangan daerah. Situasi ini menjadi alarm penting karena produksi beras lokal ternyata belum mampu mengimbangi kebutuhan yang terus bertambah.

Sri menjelaskan bahwa hingga kini Berau masih sangat bergantung pada suplai dari luar daerah.

“Selama ini kita masih mengandalkan pasokan dari Surabaya, Sulawesi, dan sejumlah wilayah lain. Ketergantungan seperti ini menandakan bahwa kemampuan kita untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri masih jauh dari ideal,” tegasnya.

Ia menilai bahwa kondisi tersebut harus menjadi perhatian pemerintah, terutama dalam konteks jangka panjang.

Lebih jauh, Sri menuturkan bahwa persoalan ini tidak boleh dianggap sekadar masalah teknis pengiriman atau distribusi. Ketidakmampuan daerah dalam mencukupi beras secara mandiri, menurutnya, dapat menghadirkan risiko serius. Bila sewaktu-waktu terjadi gangguan pasokan dari luar, baik karena faktor cuaca, gejolak pasar, atau kendala transportasi, Berau bisa mengalami lonjakan harga atau bahkan kelangkaan beras.

Situasi seperti itu dikhawatirkan berdampak langsung pada stabilitas ekonomi masyarakat, terutama kelompok berpendapatan rendah.

Untuk itu, ia mendorong pemerintah daerah agar segera mengambil langkah konkret dan terukur. Sri menekankan perlunya perluasan lahan pertanian produktif sebagai langkah awal memperkuat ketahanan pangan.

Di sisi lain, modernisasi alat dan teknologi pertanian juga dianggap penting untuk meningkatkan efisiensi dan hasil panen petani. Tak kalah penting, ia meminta adanya pendampingan intensif kepada petani agar mereka mampu menerapkan metode budidaya yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Selain fokus pada peningkatan produksi padi, Sri juga menyoroti kebutuhan penguatan subsektor peternakan. Dengan bertambahnya kebutuhan protein hewani untuk mendukung program MBG, sektor peternakan lokal harus mampu berperan lebih besar. Ia menilai bahwa kemandirian pangan hewani sama pentingnya dengan beras, sehingga diperlukan strategi komprehensif untuk memperkuat kedua sektor tersebut.

Menurut Sri, semua langkah ini harus dilakukan secara simultan dan konsisten agar Berau tidak hanya mengejar pemenuhan kebutuhan jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi ketahanan pangan yang kuat untuk masa depan. (adv)