Pengelolaan Perpustakaan Desa Bisa Lewat ADK, Tergantung Prioritas
TANJUNG REDEB- Banjir yang melanda Kampung Pegat Bukur di Kabupaten Berau baru-baru ini menyisakan duka, terutama bagi warga setempat yang selama ini menjadikan perpustakaan sebagai pusat kebanggaan. Perpustakaan yang dikenal sebagai salah satu yang terbaik di daerah tersebut terendam air, memicu perhatian banyak pihak.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Berau, Yudha Budisantosa, mengungkapkan bahwa peristiwa banjir ini memang sangat disayangkan.
“Perpustakaan di Kampung Pegat Bukur adalah salah satu yang terbaik di Berau. Kejadian ini tentu menjadi perhatian kami, dan kami sudah berkomunikasi dengan anggota DPRD Berau dari Dapil Sambaliung, Bapak Sakirman, untuk mencari solusi,” kata Yudha, Jumat (19/9/2025).
Yudha menambahkan, Sakirman berinisiatif untuk turun langsung ke lokasi guna bersama-sama mencari langkah terbaik.
“Beliau mengajak kami untuk mengecek kondisi perpustakaan dan mencari solusi terbaik. Kami sedang membicarakan apakah akan ada relokasi atau peningkatan fisik bangunan untuk menghindari kerusakan lebih lanjut,” lanjutnya.
Diskusi mengenai langkah-langkah perbaikan memang masih berlangsung. Namun, Yudha berharap dalam waktu dekat dapat melakukan kunjungan bersama pihak-pihak terkait, termasuk kepala kampung setempat, guna merencanakan langkah konkret.
“Kami akan mengadakan rembuk dengan kepala kampung dan berbagai pihak untuk menentukan langkah yang paling tepat. Perbaikan bisa saja dianggarkan melalui dana desa, atau anggaran kampung,” ujar Yudha.
Selain itu, Yudha juga menyampaikan bahwa pengadaan buku untuk perpustakaan desa kini sudah dimungkinkan dengan menggunakan dana desa.
“Sudah ada petunjuk teknis yang memungkinkan desa untuk mengalokasikan dana desa untuk pengadaan buku atau pembangunan perpustakaan. Tentu saja, ini bergantung pada prioritas masing-masing desa,” jelasnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, menurut Yudha, banyak desa di Berau yang mulai memperbaiki dan membangun perpustakaan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah mereka. Kampung Maluang, Inaran, dan Labanan Makarti adalah beberapa contoh desa yang telah berhasil memperbaiki fasilitas perpustakaan mereka.
“Ini merupakan langkah yang positif dan kami sangat mendukung jika lebih banyak desa yang memprioritaskan pembangunan perpustakaan. Dengan begitu, kita bisa memperkuat pendidikan bagi masyarakat di seluruh Berau,” tutupnya.
Sementara itu, bupati Berau, Sri Juniarsih, memberikan apresiasi atas upaya dan kerja sama yang sedang dilakukan untuk menangani masalah tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif yang muncul dari berbagai pihak, baik dari DPRD Berau, Dispusip, maupun masyarakat setempat. Kami berharap dengan sinergi ini, kita bisa segera menemukan solusi agar perpustakaan kembali berfungsi dengan baik sebagai pusat pembelajaran yang bermanfaat bagi semua,” ungkap Sri Juniarsih. (adv/akmal)

