TANJUNG REDEB – Idris, warga yang tinggal di sekitar Jembatan Bujangga, menyampaikan rasa prihatin mendalam terkait insiden kapal BWT Sukses 010 Jakarta yang menabrak turap jembatan pada Sabtu (14/6/2025) pagi. Idris mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak kejadian ini pada struktur jembatan yang merupakan jalur utama penghubung Kota Tanjung Redeb dengan daerah lain di Kabupaten Berau.

“Ini sangat disayangkan. Jembatan Bujangga adalah akses vital ke ibu kota kabupaten. Kalau jembatan ini rusak atau sampai ditutup, masyarakat pasti akan sangat terganggu,” ujar Idris saat ditemui di lokasi kejadian.

Idris juga mengingatkan bahwa Jembatan Bujangga bukan kali pertama mengalami masalah serius. Pada 2012, jembatan ini pernah ambruk akibat longsor di salah satu sisi fondasinya, yang menyebabkan jalur transportasi terputus selama berbulan-bulan. “Trauma lama itu masih ada di masyarakat. Kami tentu tidak ingin sejarah kelam itu terulang lagi,” tambahnya.

Pasca-tabrakan kapal, beberapa warga yang mengecek kondisi jembatan melaporkan adanya retakan di turap bagian luar. Meski belum ada penutupan resmi, warga khawatir retakan tersebut dapat berkembang menjadi kerusakan yang lebih besar. “Kalau tidak segera diperiksa dan diperbaiki, ini bisa membahayakan pengguna jembatan,” kata Idris.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) dan PT Pelindo belum memberikan keterangan resmi terkait insiden ini. Tidak ada kejelasan mengenai asal kapal, tujuan pelayaran, ataupun penyebab kapal bisa menabrak turap jembatan.

“Kami sangat berharap ada penjelasan yang jelas. Kenapa kapal bisa menabrak? Apakah ini murni kesalahan manusia atau ada faktor lain seperti arus sungai yang deras? Semua ini harus segera dijawab,” tegas Idris. Selain kekhawatiran di lapangan, insiden ini juga memicu reaksi ramai di media sosial. Banyak warga mempertanyakan kompetensi kapten kapal yang dianggap lalai dalam mengendalikan manuver kapal di area sungai yang dekat dengan jembatan. Beberapa netizen juga menyoroti perlunya pengawasan lebih ketat terhadap lalu lintas kapal di Sungai Segah.

Warga berharap pemerintah daerah dan pihak terkait segera turun tangan untuk memastikan kondisi jembatan tetap aman. “Jangan tunggu sampai ada korban atau kerusakan lebih parah. Ini sudah darurat,” tutup Idris. Kejadian ini kembali menjadi pengingat akan pentingnya perawatan infrastruktur vital dan pengawasan lalu lintas sungai, terutama di wilayah strategis seperti Jembatan Bujangga yang menjadi tulang punggung transportasi Kabupaten Berau.

(MrX)