Tanjung Redeb – Dinas Kesehatan Kabupaten Berau memastikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih dalam kondisi terkendali. Sepanjang Januari hingga Agustus 2025, tercatat 33 kasus DBD tersebar di sejumlah puskesmas. Angka ini relatif rendah dibanding daerah lain di Kalimantan Timur. Meski begitu, pemerintah meminta masyarakat tidak menurunkan kewaspadaan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Berau, Garna Sudarsono, mengatakan puncak kasus terjadi pada Maret dengan 10 pasien. Setelah itu, jumlah menurun tajam hingga hanya satu kasus per bulan pada Juni, Juli, dan Agustus.

“Memang ada penurunan, tapi ancaman DBD masih ada, terutama memasuki musim penghujan,” ujarnya, Kamis.

Data Dinkes menunjukkan Puskesmas Kampung Bugis mencatat jumlah kasus terbanyak dengan 10 pasien, disusul Teluk Bayur dengan 6 kasus. Sementara sejumlah wilayah seperti Sambaliung, Gunung Tabur, Suaran, dan Biduk-Biduk tidak melaporkan adanya kasus dalam delapan bulan terakhir.

Meski situasi relatif terkendali, Garna mengingatkan bahwa kondisi cuaca di Berau masih berpotensi mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Karena itu, ia menekankan pentingnya gerakan 3M Plus (menguras, menutup, mengubur, serta mencegah gigitan nyamuk) dilakukan secara kolektif.

“DBD tidak bisa ditangani sendirian. Kalau satu rumah tidak peduli, maka bisa menular ke tetangga dan menyebar ke lingkungan sekitar. Karena itu kita butuh kesadaran bersama,” tegasnya.

Selain imbauan kepada warga, puskesmas di berbagai kecamatan juga terus melakukan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Upaya ini diharapkan mampu mendorong kedisiplinan masyarakat menjaga lingkungan agar kasus DBD dapat ditekan lebih jauh.

Bupati Berau, Sri Juniarsih, menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus memperkuat upaya pencegahan. Menurutnya, kerja sama antara masyarakat dan pemerintah menjadi kunci dalam mengendalikan penyebaran penyakit.

“Alhamdulillah kasus DBD di Berau masih terkendali. Namun jangan sampai kita lengah. Saya minta masyarakat rutin melakukan 3M Plus di rumah masing-masing. Pemerintah daerah bersama jajaran puskesmas juga akan terus melakukan pemantauan dan penyuluhan agar kondisi ini bisa dipertahankan,” kata Sri Juniarsih.

Ia menambahkan, kewaspadaan menghadapi DBD harus menjadi kebiasaan kolektif, bukan hanya ketika ada lonjakan kasus. “Kita ingin memastikan Berau tetap aman dari penyakit yang bisa dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan,” ujarnya.(akmal/adv)