TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten Berau terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga keseimbangan antara ekonomi dan ekologi. Melalui Dinas Perikanan dan Kelautan, konsep budidaya udang windu ramah lingkungankini tengah digagas di Kampung Pegat Betumbuk, Kecamatan Pulau Derawan.

Plt. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Berau, Maulidiyah, menjelaskan bahwa proyek ini dirancang dengan mengedepankan prinsip pelestarian lingkungan.

Dalam konsep tersebut, diterapkan skema 80-20, di mana hanya 20 persen area yang digunakan untuk tambak, sementara 80 persen lainnya difokuskan pada restorasi dan perlindungan mangrove.

“Konsep ini kami susun agar kegiatan budidaya tidak merusak ekosistem pesisir. Justru kita perkuat perlindungan mangrove sebagai penyangga kehidupan laut,” ungkapnya.

Ia menuturkan, saat ini pihaknya masih menyusun konsep program secara detail sebelum dibuka peluang bagi calon investor. Langkah ini juga melibatkan rencana kerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) untuk memperkuat aspek keberlanjutan lingkungan dalam pengelolaan tambak.

“Kita ingin kegiatan ini tidak hanya menghasilkan nilai ekonomi, tetapi juga menjadi contoh budidaya yang memperhatikan keseimbangan alam. Setelah konsepnya matang, baru kita buka peluang investasi,” tambahnya.

Maulidiyah menegaskan, penerapan skema ramah lingkungan menjadi bentuk nyata keseriusan Pemkab Berau dalam mendorong pengembangan sektor perikanan yang berkelanjutan. Selain menjaga lingkungan, proyek ini juga diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pesisir.

Sementara itu, di sisi lain, kinerja ekspor hasil perikanan Berau terus menunjukkan peningkatan. Sepanjang tahun terakhir, total ekspor produk seperti udang beku, kepiting bakau, dan ikan bawal beku mencapai 55,9 ton dengan tujuan utama Singapura, Thailand, dan Shanghai.

Selain itu, ekspor ikan kerapu hidup juga terus berjalan dengan volume mencapai 120 ton yang dikirim ke Hong Kong pada tahun 2024 lalu.

“Ini bukti bahwa sektor perikanan Berau terus tumbuh dengan arah yang positif dan berkelanjutan,” pungkas Maulidiyah. (Adv/akm).