Meniru Pola Penanganan COVID-19, Berau Bangun Gerakan Desa Lawan TBC
TANJUNG REDEB — Dinas Kesehatan Kabupaten Berau menyiapkan strategi baru dalam upaya menekan angka kasus Tuberkulosis (TBC). Kepala Dinas Kesehatan Berau, Lamlay Sarie, mengatakan pihaknya akan mengadopsi pola pemberdayaan masyarakat yang terbukti efektif saat penanganan pandemi COVID-19.
Langkah ini disampaikan Lamlay usai menghadiri rapat bersama Menteri Dalam Negeri yang membahas percepatan penanggulangan TBC secara nasional. Menurutnya, pendekatan berbasis masyarakat menjadi kunci agar program pencegahan dan penanganan TBC bisa berjalan lebih optimal.
“Setiap kampung akan dilibatkan secara aktif. Kami akan mem-breakdown program berdasarkan data dan kondisi masing-masing desa, sehingga intervensi yang dilakukan lebih tepat sasaran,” ujar Lamlay, Rabu, 1 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, model pemberdayaan ini akan menitikberatkan pada peran keluarga dan perangkat desa untuk mendeteksi dini dan mendorong pengobatan bagi warga yang terindikasi TBC. Pola tersebut, kata Lamlay, akan menyerupai sistem gotong royong yang diterapkan selama masa pandemi COVID-19.
“Secara umum polanya sama, hanya konteksnya berbeda. Jika dulu fokus pada COVID-19, sekarang bagaimana masyarakat bisa berperan aktif dalam mengendalikan TBC,” imbuhnya.
Dinkes Berau menargetkan strategi berbasis pemberdayaan desa ini mampu menurunkan kasus TBC secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Upaya tersebut juga diharapkan dapat memperkuat jejaring layanan kesehatan hingga ke tingkat kampung.
“Harapan kami, penanganan TBC tak hanya menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan, tetapi menjadi gerakan bersama masyarakat,” kata Lamlay.
Program ini akan dimulai dengan pemetaan wilayah dan pendataan kasus di tiap kampung, sebelum dilanjutkan dengan pelatihan kader kesehatan serta kampanye edukatif di masyarakat.
Dengan pendekatan partisipatif ini, Pemerintah Kabupaten Berau optimistis angka kasus TBC bisa ditekan secara berkelanjutan.
(*Akmal)
