TANJUNG REDEB – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor pariwisata. Salah satu langkahnya melalui sertifikasi profesi pemandu wisata, yang kini difokuskan pada kemampuan storytelling atau bercerita tentang potensi wisata lokal.

‎Kepala Bidang Usaha Jasa, Sarana Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Disbudpar Berau, Nurjatiah, menjelaskan bahwa sertifikasi kali ini tidak mencakup pelatihan bahasa asing. Sebab, program peningkatan kemampuan bahasa, khususnya bahasa Inggris, telah memiliki kegiatan tersendiri di bawah bidang pengembangan destinasi wisata.

‎“Untuk pelatihan bahasa Inggris sudah dilaksanakan sebelumnya, difokuskan di kampung-kampung wisata seperti Pulau Derawan. Jadi sertifikasi kali ini memang diarahkan untuk memperkuat kemampuan peserta dalam mengenalkan potensi lokal secara menarik,” terangnya.

‎Menurutnya, kemampuan storytelling menjadi kunci penting bagi pemandu wisata agar wisatawan tidak hanya berkunjung, tetapi juga memahami nilai budaya dan sejarah di balik setiap destinasi.

‎“Pemandu harus bisa bercerita dengan gaya khas daerahnya, supaya wisatawan punya pengalaman yang berkesan dan ingin kembali lagi,” ujar Nurjatiah.

‎Terkait rencana memperluas sertifikasi ke wilayah pesisir seperti Maratua dan Biduk-Biduk, ia mengakui masih ada kendala teknis, terutama dalam hal jumlah peserta.

‎“Minimal satu kelas itu harus 20 sampai 30 orang. Kalau di daerah pesisir jumlahnya kurang, biasanya kami gabungkan di tingkat kabupaten,” jelasnya.

‎Meski begitu, Disbudpar tetap berupaya agar peserta dari daerah jauh bisa ikut tanpa terkendala biaya.

‎“Peserta dari luar kota tetap kami bantu dari sisi transportasi dan penginapan,” tambahnya.

‎Ia berharap, melalui program ini, masyarakat lokal semakin siap menjadi pelaku utama pariwisata Berau.

‎“Dengan kemampuan storytelling yang kuat, pemandu wisata bisa membawa identitas budaya daerah ke tingkat yang lebih luas,” pungkasnya.(Adv/akm)