TANJUNG REDEB — Peristiwa kebakaran yang menghanguskan delapan ruang kelas di SMPN 1 Segah menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan untuk menghadapai bencana di lingkungan sekolah. Namun, Dinas Pendidikan Kabupaten Berau mengakui hingga kini seluruh sekolah yang ada di Berau belum di alat darurat seperti APAR.

Wakil Bupati Berau, Gamalis, menilai keberadaan APAR seharusnya menjadi kebutuhan mendesak, mengingat banyak sekolah berada di kawasan padat penduduk yang rawan kebakaran.

“Sekolah sebaiknya memiliki APAR. Hampir semua berada di tengah permukiman, jadi jangan sampai baru sadar pentingnya setelah terjadi musibah,” tegasnya.

Gamalis menambahkan, kejadian di SMPN 1 Segah menjadi pelajaran berharga agar instansi pendidikan lebih memperhatikan aspek keselamatan, bukan hanya sarana belajar.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Berau, Ali Syahbana, membenarkan bahwa hingga saat ini belum ada sekolah di wilayahnya yang dilengkapi APAR. Menurutnya, pengadaan alat tersebut belum menjadi prioritas dalam perencanaan anggaran.

“Sejauh ini memang belum ada sekolah yang punya APAR. Bukan karena diabaikan, tapi belum masuk dalam program utama. Ke depan ini akan jadi perhatian serius,” ujarnya.

Ia juga menilai, pengadaan APAR semestinya menjadi tanggung jawab dinas, bukan sekolah, karena sebagian besar satuan pendidikan memiliki keterbatasan anggaran operasional.

“Tidak mungkin sekolah yang mengadakan sendiri, dananya dari mana. Jadi paling tidak nanti kita mulai dari sekolah-sekolah yang lokasinya di tengah permukiman warga,” terangnya.

Sebagai tindak lanjut, Dinas Pendidikan Berau berencana memasukkan pengadaan APAR dalam rencana kerja tahun depan, agar setiap sekolah memiliki perlengkapan dasar untuk penanggulangan kebakaran.

“Musibah ini membuka mata kita semua. APAR bukan sekadar alat, tapi investasi keselamatan bagi siswa dan guru,” pungkas Ali.