TANJUNG REDEB- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau melalui Dinas Pendidikan (Disdik) menegaskan komitmennya untuk memperbaiki kualitas pendidikan, khususnya di daerah-daerah terpencil yang masih mengandalkan sekolah filial.

Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah masalah lahan, yang menghambat pembangunan gedung sekolah permanen.

Kepala Dinas Pendidikan Berau, Mardiatul Idalisah, mengungkapkan bahwa keberadaan sekolah filial masih cukup banyak di wilayah-wilayah seperti Sambarata, Kampung Gunung Sari, Biatan, dan beberapa kawasan lainnya.

Di beberapa tempat, proses belajar mengajar masih berlangsung di rumah warga setempat, karena sekolah-sekolah tersebut belum memiliki gedung tetap.

“Sebisa mungkin, kami ingin sekolah filial ini memiliki gedung sendiri, tidak lagi bergantung pada rumah warga. Kami terus berupaya agar pembangunan gedung permanen bisa terlaksana, meskipun terkendala oleh masalah lahan,” ujar Mardiatul, Rabu (17/9/2025).

Dia menambahkan, meskipun ada beberapa usaha untuk membangun sekolah filial, masalah lahan kerap menjadi penghalang. Salah satunya terjadi di Kampung Semindal, di mana pembangunan sempat terhenti akibat masalah lahan. Di Kampung Birang, lahan yang akan digunakan untuk sekolah berstatus Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK), yang menyebabkan proses perizinan berjalan lebih lama.

“Meskipun sudah ada surat pinjam pakai lahan, namun untuk mendirikan sekolah tidak bisa hanya mengandalkan status pinjam pakai. Hal ini mengingat regulasi yang ketat, yang bisa memicu masalah di kemudian hari,” jelasnya lebih lanjut.

Untuk mengatasi persoalan ini, Pemkab Berau berupaya menggandeng perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sekitar wilayah sekolah filial untuk berpartisipasi dalam penyediaan lahan atau mendukung pembangunan gedung sekolah. Salah satu contoh positif adalah sekolah filial di Sambarata, yang sudah mendapatkan perhatian dari perusahaan lokal untuk pembangunan fasilitas pendidikan.

Mardiatul menjelaskan, jika permasalahan lahan dapat segera diselesaikan, pembangunan gedung sekolah permanen bisa segera dilakukan dengan memanfaatkan anggaran dari APBD Kabupaten Berau.

“Jika status lahan sudah jelas dan dapat digunakan, kami targetkan dalam waktu tiga bulan ke depan, pembangunan bisa dimulai. Insya Allah, sekolah permanen di daerah-daerah terpencil ini akan berdiri pada tahun depan,” ujarnya dengan optimis.

Bupati Berau, Sri Juniarsih, turut memberikan komentar positif terkait langkah yang diambil oleh Pemkab dalam meningkatkan akses pendidikan. Dalam sebuah kesempatan, beliau mengungkapkan bahwa pemerataan pendidikan adalah salah satu prioritas pemerintah daerah.

“Pendidikan adalah hak setiap anak, tanpa memandang jarak dan lokasi. Kami sangat mendukung penuh upaya Dinas Pendidikan Berau untuk membangun sekolah-sekolah permanen di daerah terpencil. Ini adalah investasi masa depan kita, dan kami berharap kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha akan mempercepat tercapainya tujuan ini,” ujar Sri Juniarsih.

Keberadaan sekolah filial di daerah terpencil memang sangat krusial untuk memastikan anak-anak di wilayah tersebut tetap dapat mengakses pendidikan dengan baik. Sri Juniarsih berharap perusahaan-perusahaan yang ada di Berau turut berperan aktif dalam mendukung upaya pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan pendidikan.

“Kami mengajak seluruh perusahaan yang ada di Berau untuk melihat lebih dekat kondisi pendidikan di wilayah mereka beroperasi. Dukungan dalam bentuk hibah lahan atau kontribusi lainnya akan sangat berarti bagi kemajuan pendidikan di daerah ini,” tambahnya.

Dengan upaya yang terus dilakukan, Pemkab Berau berharap dapat mewujudkan pemerataan pendidikan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat, terutama di daerah-daerah yang selama ini terbatas aksesnya. (adv/akmal)