TANJUNG REDEB – Tinggal di rumah yang layak masih jadi mimpi bagi banyak warga Berau. Data terbaru mencatat lebih dari 4.200 keluarga masih menunggu giliran mendapatkan bantuan rumah layak huni dari pemerintah.

‎Sayangnya, kuota pembangunan rumah tahun ini justru mengalami penurunan. Kalau tahun lalu pemerintah berhasil membangun 345 unit rumah, tahun ini hanya 45 unit yang bisa direalisasikan.

‎“Penurunan ini karena efisiensi anggaran. Tapi kami tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk masyarakat,” ujar Kepala Bidang Perumahan Dinas Perkim Berau, Juli Mahendra, Kamis (13/11/2025).

‎Walau jumlahnya tidak banyak, kualitas rumah bantuan tetap diperhatikan. Semua unit tahun ini sudah dilengkapi fasilitas MCK dan dibangun dengan anggaran Rp 32 juta per rumah, yang terdiri dari Rp 28 juta untuk material dan Rp 4 juta untuk upah tukang.

‎Penyaluran dananya juga dibuat aman dan transparan karena langsung masuk ke rekening penerima melalui Bankaltimtara, tanpa potongan apa pun.

‎Pembangunan tersebar di enam kelurahan dan dua kampung, yaitu Bumi Jaya dan Tabalar Muara, dengan progres yang sudah mencapai 90 persen dan ditarget rampung akhir November.

‎Lebih jauh, Juli menekankan bahwa rumah layak huni bukan hanya soal bangunan.

‎“Kalau masyarakat tinggal di rumah yang layak, hidup mereka juga lebih sehat dan produktif. Itu yang kami kejar,” jelasnya.

‎Untuk ke depan, Dinas Perkim sudah mengusulkan agar pembangunan bisa ditingkatkan menjadi minimal 400 unit per tahun, supaya daftar tunggu tidak semakin panjang.

‎Juli juga mengajak pihak kampung dan kelurahan membantu memperbarui data penerima lewat aplikasi Sirap Ulin. Data yang akurat dinilai penting demi memastikan bantuan tepat sasaran.

‎Program rumah layak huni ini terbukti memberikan dampak langsung bagi warga berpenghasilan rendah.

‎”Kami dan pemerintah berharap dukungan banyak pihak agar program ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat untuk warga Berau,” tutupnya (adv/akm).