MARATUA — Upaya penyediaan akses air bersih melalui pembangunan embung berbasis program Corporate Social Responsibility (CSR) di Pulau Maratua rupanya belum mampu menjawab kebutuhan masyarakat sepenuhnya.

‎Di Kampung Teluk Alulu dan Bohe Silian, warga masih harus mengandalkan air hujan sebagai sumber konsumsi utama dalam kehidupan sehari-hari.

‎Camat Maratua, Ariyanto, mengatakan bahwa fasilitas embung yang dibangun perusahaan ABL memang telah selesai, namun belum dapat memberikan fungsi maksimal akibat kerusakan pada bagian dasar penampungan.

‎“Embung itu dibangun dari CSR pihak ketiga ABL. Tapi sampai saat ini memang ada kendala, embungnya harus diperbaiki karena ada sedikit retak di bawah sehingga saat menampung air hujan masih merembes,” jelasnya.

‎Akibat persoalan teknis ini, harapan warga terhadap infrastruktur air bersih belum sepenuhnya terwujud. Embung masih bisa menahan air sementara, namun belum dapat memberi pasokan yang stabil.

‎Di sisi lain, masyarakat Teluk Alulu telah lama beradaptasi dengan pola pemanfaatan air hujan. Kebiasaan menyimpan air dalam tandon besar telah menjadi budaya turun-temurun untuk bertahan selama musim kering.

‎ “Mereka sudah tahu cara pemakaiannya supaya tidak habis. Itu untuk konsumsi saja, sedangkan kebutuhan mandi, cuci, dan kakus biasanya warga mengambil air di Teluk Harapan,” terangnya.

‎Ariyanto menyebut kecamatan tidak mengetahui detail anggaran pembangunan karena seluruh pekerjaan dilakukan langsung oleh pihak ketiga. Pemerintah kampung hanya menyiapkan lahan dan kini proses perbaikan masuk dalam kewenangan kampung karena aset telah diserahkan setelah pembangunan selesai.

‎Meski terbiasa mengandalkan air hujan, masyarakat bukan berarti menolak fasilitas air bersih. Warga justru berharap embung dapat segera diperbaiki agar benar-benar dapat dimanfaatkan maksimal.

‎ “Betul, bukan menolak. Mereka memang sudah terbiasa menggunakan air hujan,” tegas Ariyanto.

‎Kondisi ini menunjukkan bahwa koordinasi antara pemerintah kampung, kecamatan, dan pihak perusahaan sangat dibutuhkan, agar bantuan CSR tidak hanya terbangun, tetapi juga benar-benar efektif meningkatkan kualitas layanan dasar masyarakat di kawasan pesisir. (Adv/Akm)