‎BERAU – Pembangunan sektor ekonomi kreatif (ekraf) kembali menjadi sorotan. Anggota Komisi III DPRD Berau, Grace Warastuty Langsa, menegaskan bahwa pertumbuhan ekraf di daerah tidak cukup hanya didorong melalui pernyataan dukungan dan kegiatan seremonial.

‎Menurutnya, Berau memiliki fondasi kuat untuk menjadi pusat ekraf berbasis budaya dan kearifan lokal. Namun, potensi tersebut akan sulit berkembang apabila pemerintah tidak menyediakan fasilitas pendukung yang memadai.

‎“Yang dibutuhkan bukan hanya apresiasi, tetapi ruang kreatif, pelatihan, dan akses pemasaran. Itulah yang paling dibutuhkan pelaku UMKM dan anak-anak muda kreatif,” tegasnya saat ditemui beberapa waktu lalu.

‎Ia menilai kekayaan budaya, panorama wisata alam, serta keberagaman produk UMKM merupakan modal penting untuk menciptakan sumber ekonomi baru. Namun, tanpa dukungan sistematis, potensi tersebut akan berhenti pada tingkat wacana.

‎Grace juga menyoroti besarnya peluang lapangan kerja yang dapat tercipta bila ekraf dikembangkan secara serius. Menurutnya, sektor ini mampu menjadi wadah bagi generasi muda dengan kreativitas tinggi untuk mendapatkan penghasilan dan mengembangkan ide inovatif.

‎“Ekraf bisa membuka peluang kerja baru, terutama bagi anak-anak muda. Jadi jangan disia-siakan,” tambahnya.

‎Untuk itu, ia mendorong Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) serta perangkat daerah lainnya membangun ekosistem ekraf yang sehat dan produktif mulai dari pembinaan hingga akses promosi dan pasar.

‎“Ekosistem yang kuat akan melahirkan inovasi, bahkan dari masyarakat berpenghasilan rendah. Ekraf harus menjadi sarana peningkatan kesejahteraan,” jelasnya.

‎Grace memastikan DPRD siap mendorong dan mengawal kebijakan anggaran agar program penguatan ekraf tidak hanya menjadi kegiatan simbolis, tetapi memberikan dampak langsung kepada pelaku usaha dan masyarakat. (Adv/Akm).