Kopi Liberika Jadi Harapan Baru Ekonomi Petani Berau
TANJUNG REDEB – Aroma peluang baru mulai terasa di perkebunan Berau. Di tengah tren masyarakat yang semakin gemar menikmati kopi, para petani di sejumlah kecamatan kini mulai melirik komoditas yang satu ini sebagai sumber penghasilan baru.
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, Lita Handini, menyebut geliat menanam kopi mulai tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, tercatat sekitar 48 hektare lahan di Berau yang sudah ditanami kopi.
“Masih tergolong kecil, tapi ini langkah awal yang baik. Antusias petani mulai terlihat,” ujarnya.
Lita menjelaskan, kopi jenis Liberika menjadi varietas pilihan utama karena cocok dengan kondisi geografis Berau yang didominasi dataran rendah.
“Kalau Arabika butuh daerah tinggi, Liberika ini justru kuat tumbuh di lahan rendah seperti di sini,” jelasnya.
Meski produksi masih terbatas, Disbun terus mendorong petani agar bersemangat mengembangkan tanaman ini. Pemerintah juga menyiapkan pendampingan, pelatihan, dan bantuan bibit bagi kelompok tani yang aktif mengelola perkebunan kopi.
“Kalau sudah dalam kelompok, bantuan bisa lebih mudah kami salurkan. Kami ingin petani tidak jalan sendiri,” tambahnya.
Selain membina petani, Disbun juga membuka peluang bagi investor untuk masuk ke sektor ini. Menurut Lita, prospek pasar kopi sangat menjanjikan.
“Pasarnya jelas, konsumennya luas. Kalau produksi di hulu bisa stabil, hilirnya tinggal menyesuaikan. Potensi ekonominya besar,” katanya optimis.
Ia pun berharap kopi lokal Berau ke depan bisa memiliki identitas dan cita rasa khas yang membedakannya dari daerah lain.
“Mulainya memang dari kecil, tapi tren sudah positif. Kalau petani kompak dan serius, bukan tidak mungkin kopi Berau nantinya dikenal sampai luar daerah,” tutupnya.(Adv/akm)
