Bukan Cuma Dipakai, Kebaya Jadi Gerakan Ekonomi Kreatif Berau
TANJUNG REDEB- Pemerintah Kabupaten Berau menyerukan partisipasi seluruh elemen masyarakat dalam memperingati Hari Kebaya Nasional, yang jatuh pada hari ini, Kamis (24/7/2025).
“Hari Kebaya Nasional bukan sekadar seremoni. Ini adalah momentum penting untuk melestarikan kebaya sebagai warisan budaya bangsa dan mengapresiasi peran besar perempuan dalam sejarah dan pembangunan nasional,” ujarnya.
Dalam rangka peringatan ini, Pemkab Berau telah menerbitkan Surat Imbauan Nomor 264/503/DPPKBP3A/VII/2025 yang meminta seluruh OPD, instansi vertikal, BUMN, BUMD, serta organisasi perempuan seperti PKK, DWP, dan GOW, termasuk sekolah-sekolah tingkat SMA/SMK/MAN, untuk mengenakan kebaya bagi perempuan dan batik bagi laki-laki selama perayaan berlangsung.
“Kebaya adalah simbol keanggunan, nilai-nilai luhur, dan kekuatan perempuan Indonesia. Kami ingin generasi muda juga memahami pentingnya menjaga identitas budaya di tengah arus globalisasi,” tambahnya.
Selain pelestarian budaya, Muhammad Said menekankan bahwa Hari Kebaya Nasional juga menjadi bagian dari penguatan ekonomi kreatif berbasis budaya. Ia menyebut kebaya sebagai pintu masuk pemberdayaan UMKM perempuan di sektor busana, tekstil, hingga kerajinan tangan.
“Kegiatan ini bukan hanya tentang memakai kebaya. Kita ingin ini juga berdampak pada ekonomi masyarakat, khususnya pelaku UMKM perempuan,” tegasnya.
Peringatan Hari Kebaya Nasional tahun ini juga didasari oleh sejumlah regulasi nasional dan daerah, termasuk Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2023 tentang Penetapan Hari Kebaya Nasional serta Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 01 Tahun 2024 tentang Pengarusutamaan Gender dan Pemberdayaan Perempuan.
Menurut Said, mengenakan kebaya secara serempak di seluruh daerah adalah bentuk nyata nasionalisme kultural dan simbol persatuan dalam keberagaman. Ia menegaskan bahwa kebaya, dengan segala variasinya dari berbagai daerah, tetap berada dalam satu bingkai Kebaya Indonesia.
“Berau siap menjadi bagian dari gerakan nasional dalam mencintai budaya sendiri. Ini bagian dari cara kita merawat Indonesia,” tutupnya. (adv/yf)
